Jakarta - Kerap melihat foto-foto kecelakaan mobil atau kebakaran yang
menyayat perasaan? Siapapun dapat memotretnya bila sedang berada di
depan peristiwa tersebut dengan kamera ponsel sekalipun.
Bagaimana bila jarang menemui peristiwa tragis itu? Alih-alih memotret,
yang ada justru gugup, bingung dan gambar yang dihasilkan goyang di
sana-sini.
Untuk menghindari peristiwa dramatis di depan mata terlewatkan begitu
saja, berikut tipsnya:
1. Saat menemui suatu kecelakaan mobil atau kebakaran serta musibah yang
lain, pastikan moral Anda sudah bisa memilih: memberi pertolongan
terlebih dahulu ataukah memotret.
Kalau Anda sendirian dan menjadi yang pertama dalam kejadian itu,
biasanya akan terjadi perdebatan batin, apakah menolong ataukah
memotret. Namun bila sudah ada orang lain yang dapat menolong, memotret
tidak menjadi beban.
2. Jangan pernah gugup atau terburu-buru. Sebagai contoh, sebuah
kecelakaan mobil akan berlangsung setidaknya 10 menit hingga datang
pertolongan.
Waktu tersebut sangat lama untuk menyiapkan kamera dan mencari agle yang
baik. Apalagi bila menjumpai musibah kebakaran rumah, kira-kira akan
berlangsung minimal 30 menit, meski hanya satu rumah.
Jadi tidak ada alasan untuk ikut panik dan grasa-grusu saat memotret.
Tetaplah tenang dan konsentrasi pada gambar yang akan dihasilkan.
3. Hindari faktor emosi saat memotret peristiwa dramatis di depan mata
yang dapat mengganggu hasil gambar. Kalau Anda termasuk orang yang tidak
berani melihat darah berceceran, akan sulit merekam kecelakaan mobil
yang tragis secara detail. Solusinya, cukup potret suasana secara
keseluruhan.
4. Bila korban keberatan dipotret, mungkin karena malu atas kejadian
tersebut, jangan dipaksakan. Solusinya, gunakan pendekatan kekeluargaan
supaya dapat mengambil gambarnya secara natural.
Anda dapat bilang bahwa foto tersebut sebagai pembelajaran supaya orang
lain tidak mengalami hal serupa.
5. Pastikan memotret overview dan suasana secara umum terlebih dahulu.
Gambar overview sederhananya mencakup 'S+P+O+K', yakni Subjek + Predikat
+ Objek + Keterangan seperti dalam struktur kalimat bahasa tulis.
Misalkan memotret kecelakaan mobil di jalan tol, maka gambar visual yang
mampu mewakili secara umum yakni 'Mobil Menabrak Pembatas Jalan di Tol
Kebon Jeruk'. Usahakan ke empat unsur tersebut ada dalam foto yang
dihasilkan.
6. Setelah mendapat overview secara baik, Anda dapat memotret lebih
detail lagi seperti memotret tingkat kerusakan kendaraan akibat
kecelakaan. Tidak hanya kerusakan di mobil namun juga ke benda yang
ditabrak.
7. Bila Anda masih mempunyai waktu yang cukup, kamera dapat diarahkan
untuk merekam drama dalam peristiwa tersebut. Misalkan memotret
kesedihan korban, perasaan cemas atau panik, sikap khawatir, putus asa,
dan penyesalan.
8. Bila sudah ada petugas yang berwenang dan meminta Anda mengosongkan
lokasi kejadian, tidak perlu melawan. Bagaimanapun, para petugas
profesional mempunyai wewenang supaya kejadian lebih cepat teratasi
dengan maksimal.
Anda bisa berdiri di luar batas yang diizinkan sambil mengamati cara
kerja petugas mengevakuasi dan melakukan olah TKP. Bahkan, adegan
evakuasi dan olah TKP juga menarik diabadikan.
9. Bila Anda sedang membawa kamera yang menyajikan menu Manual, guna
menghindari rasa gugup, tidak usah malu-malu untuk memilih program Auto.
Apalagi bila peristiwa terjadi pada kondisi gelap sementara waktu untuk
menyeting Manual sangat mepet, Auto menjadi alternatif solusi yang
jitu.
Sebab pada saat itu, bukan kemampuan teknis yang dipertaruhkan melainkan
bagaimana gambar yang dihasilkan dapat bercerita dan mewakili peristiwa
secara keseluruhan.
Dan yang terpenting, fotografer tetap dituntut cepat mengabadikan
peristiwa mendadak dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
Sumber : http://tkj-smkn4kotabekasi.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar